Pengetahuan, persepsi, dan sikap masyarakat terhadap inisiasi pembukaan jalur tracking di Desa Komodo, Nusa Tenggara Timur

  • Ni Made Tasyarani Program Studi Jurnalistik, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia
  • Nadila Salsadila Hidayat Departemen Biologi, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia
  • Zahra Salsabila Rosmaitsa Departemen Biologi, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia
  • Lutfiana Purwatiningsih Departemen Biologi, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia
  • Muhammad Fahmi Alfachri Departemen Biologi, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia
  • Desti Mutiara Putri Departemen Biologi, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia
  • Eneng Nunuz Rohmatullayaly Departemen Biologi, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia
Keywords: Komodo Village, tracking path, ecotourism, Komodo National Park, Ata Modo

Abstract

Komodo Village on Komodo Island is part of the Komodo National Park area, which is inhabited by a community known as the Ata Modo. The government's development of Komodo Village into a tourist village is responded to positively by the local community in various ways, including homestay services, boat taxis, naturalist guides and initiating the opening of tracking routes in the village. Therefore, it is necessary to conduct research regarding the perceptions, knowledge, and attitudes toward the planned activity. This study used a semi-structured interview method using a questionnaire. The sample of this research is the Komodo Village’s community, namely as many as 81 heads of families covering 5 hamlets. Most of the people in Komodo Village already know about the existence of the tracking route (85%) and agree with the opening of the route, namely 46% (strongly agree) and 44% (agree). In general, the community presumes they will gain benefit economically and socio-culturally from the official opening of the tracking route. However, to continue to protect the biodiversity on Komodo Island and build sustainable ecotourism, it is necessary to study and determine regulations for tourism activities on the tracking route by involving the community. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ahmadi A. 2007. Psikologi Sosial. Rineka Cipta. Jakarta.
Amalia R, Nurfitria S, Septiayu R, Muzamil MZ, Zahra A dan Rohmatullayaly E.N. 2023. Inventarisasi fauna sebagai potensi ekowisata di jalur tracking Desa Komodo, Taman Nasional Komodo. Biotika Jurnal Ilmiah Biologi 21(1):12-26.
Ardhyanto A and Ardiani NA. 2017. Tourism impacts of sail Komodo to the development of Komodo District, Indonesia [Proceeding]. In Proceedings of the 6th International Conference of Arte-Polis:187-195.
Blegur WA, Djohan TS dan Ritohardoyo S. 2017. Vegetasi habitat komodo dalam Bentang Alam Riung dan Pulau Ontoloe di Nusa Tenggara Timur. Jurnal Majalah Geografi Indonesia 31(1):95-111.
Dale CJP and Afioma G. 2020. Puzzling confluence of conservation and ecotourism in Komodo National Park, Indonesia. Japan-ASEAN Transdisciplinary Studies Working Paper Series (TDWPS)10:1-18.
Gumilang H, Nitibaskara TU dan Rusli AR. 2013. Pengembangan kegiatan ekowisata di Taman Nasional Way Kambas Provinsi Lampung (studi kasus: Pusat Konservasi Gajah). Jurnal Nusa Sylva 13(2):19-32.
Hamdani A, Ahmad Z dan Roini C. 2022. Pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap konservasi Burung Paruh Bengkok Di Kecamatan Kepulauan Joronga. Jurnal Bio Edukasi 5(1):64-72.
Harahap M, Sulardiono B dan Suprapto D. (2018). Analisis tingkat kematangan gonad Teripang Keling (Holothuria atra) di Perairan Menjangan Kecil, Karimunjawa. Journal of Maquares 7(3):263-269.
Herman N dan Supriadi B. 2017. Potensi ekowisata dan kesejahteraan masyarakat. Jurnal Pariwisata Pesona 2(2):12.
Idris MH dan Destari R. 2019. Pengaruh destinasi pariwisata Pulau Komodo terhadap beberapa aspek pembangunan di Kabupaten Manggarai Barat. Jurnal Ilmu Administrasi Publik 7(1):56-68.
Islami MN, Enggarwati D dan Saputra A. 2021. Analysis of socio-economic impacts of tourism development in Komodo National Park, East Nusa Tenggara (A Case Study of Rinca Island and Komodo Island) [Proceeding]. Proceedings of the 1st International Conference on Education, Humanities, Health and Agriculture, ICEHHA 2021, 3-4 June 2021, Ruteng, Flores, Indonesia.
Kodir A, Tanjung A, Ahmad R and Simanjuntak TB. 2019. Tourism governance in Komodo National Park, Indonesia: blessing or curse?. Geo Journal of Tourism and Geosites 27(4):1401-1417.
Kosmaryandi N, Basuni S, Prasetyo BL dan Adiwibowo S. 2012. Gagasan baro zonasi taman nasional: Sintesis kepentingan konservasi keanekaragaman hayati dan kehidupan masyarakat adat. JMTH 18(2):69-77.
[KSDAE KLHK] Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2017. Hasil Monitoring Komodo di Taman Nasional Komodo Tahun 2017 [internet]. Tersedia di: http://ksdae.menlhk.go.id/info/2775/hasil-monitoring-komodo-di-taman-nasional-komodo-tahun-2017.html
Listyana R dan Y. Hartono. 2015. Persepsi dan sikap masyarakat terhadap penanggulangan Jawa dalam penentuan waktu pernikahan (studi kasus: Desa Jonggrang Kecamatan Barat Kabupaten Magetan Tahun 2013). Jurnal Agastya 5(1):118-138.
Modestus ZR. 2015. Partisipasi masyarakat desa komodo dalam pengembangan ekowisata di Pulau Komodo. Jurnal Master Pariwisata 2:1–21.
Perez LP and Bukluran. 2018. Living with the problem of national parks: Indigenous critique of Philippine environmental policy. Thesis Eleven 145(1): 58–76.
Pitana IG dan Diarta IKS. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Putra PSE dan Parno R. 2018. Strategi pengembangan ekowisata taman nasional komodo di Desa Komodo Nusa Tenggara Timur. Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (Sintesa) Bali, Indonesia.
Putri COA, Triratma B dan Sunoko K. 2021. Penerapan arsitektur ekologi pada rancang bangun taman wisata alam di Pulau Komodo sebagai konservasi Komodo. Senthong 4(2).
Rhofita EI dan Naily N. 2018. Persepsi Komunitas Nelayan Kenjeran terhadap Kegiatan Konservasi Lingkungan Pesisir Berdasarkan Perspektif Ekoteologi Islam, Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan 2(2):112–124.
Sadono Y. 2013. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan Taman Nasional Gunung Merbabu di Desa Jeruk Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota 9(1):53-64.
Saeroji A. 2020. Penggunaan istilah ‘wisata alam’ dan ‘ekowisata’: sebuah telaah singkat. Journal of Tourism Destination and Attraction 8(2):147-154.
Selni M, Mangunjaya FM, Praharawati G, Tjamin YR dan Bahagia B. 2021. Pengetahuan, persepsi dan sikap masyarakat terhadap keinginan untuk melakukan konservasi hewan liar yang terancam punah. Jurnal Ilmu Pendidikan 3(4):1808–1820.
Sugita A dan Mus AH. 2019. Bentuk Antonim Bahasa Modo pada Masyarakat Pulau Komodo. Jurnal Ilmiah Telaah 4(2):36-40.
Sugiyono D. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Suryanda A, Komala R dan Fahlevi R. 2020. Hubungan persepsi masyarakat pesisir tentang KKLD dan partisipasi masyarakat pesisir terhadap pengelolaan KKLD Lampung Barat, Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan 4(1):410–423.
Widhyasmaramurti W dan Kristianto D. 2022. Pendampingan Pengemasan Atraksi Wisata Berbasis Budaya di Desa Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 3(1):191–201.
[TIES] The International Ecotourism Society. 2022. What is ecotourism [internet]. Tersedia di: https://ecotourism.org/what-is-ecotourism/.
Published
2023-12-29
How to Cite
Tasyarani, N., Hidayat, N., Rosmaitsa, Z., Purwatiningsih, L., Alfachri, M., Putri, D., & Rohmatullayaly, E. (2023). Pengetahuan, persepsi, dan sikap masyarakat terhadap inisiasi pembukaan jalur tracking di Desa Komodo, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management), 7(3), 215-232. https://doi.org/https://doi.org/10.36813/jplb.7.3.215-232
Section
Articles